“… So, blogs. So what? You've probably heard these things before. We talked about the WELL, and about all these sorts of things throughout our online history. But I think blogs are basically just an evolution, and that's where we are today. It's this record of who you are, your persona” – Mena Trott (TED Talks, February 2006).
Sekitar 15 belas tahun yang lalu tepatnya di tahun 2006, Mena Trott – The founding mother of the blog revolution – tampil di forum TED Talks dan membawakan narasi yang berjudul “Meet the founder of the blog revolution” (cek: disini). Ya, revolusi blog sudah didengungkan sejak belasan tahun yang lalu. Hal ini sebenarnya dapat menjadi peluang/potensi aktivitas usaha online di era transformasi digital seperti saat ini.
Pasalnya, Statista (2019) sudah melansir dan melakukan proyeksi sektor mana saja yang memiliki pendapatan e-commerce tertinggi di Indonesia untuk tahun 2017 – 2023. Diantaranya ada bidang elektronik dan media yang memberikan peluang pendapatan e-commerce tertinggi. Pemanfaatan media tidak terkecuali blog sebagai platform, memberikan peluang komunikasi dalam jaringan online.
Saya lantas ingin flashback ke beberapa tahun silam untuk berbagi sedikit pengalaman. Bermula dari keputusan saya untuk membuat sebuah web blog pribadi di tahun 2014, dengan domain gratisan tentunya. Karena bagi saya menulis tidak hanya sekedar hobi, melainkan juga terapi. Ya, bercerita melalui tulisan memberikan ketenangan dan kesenangan tersendiri. Apalagi jika aktivitas menyenangkan tersebut bisa dimonetisasi, hihi.
Seiring berjalannya waktu, saya memutuskan untuk mengkomersilkan blog yang saya miliki di sekitar tahun 2016. Diawali dengan membeli domain (dot com) sehingga mengubah blog gratisan saya menjadi berbayar. Blog yang saya miliki memang dikhususkan untuk artikel tulisan yang diikutsertakan dalam lomba atau kompetisi. Jadi, jumlah artikel/tulisan blog yang dihasilkan dalam sebulan bervariasi tergantung dari lomba/kompetisi yang diadakan dan saya ikuti tiap bulannya.
Setiap kali menang lomba/kompetisi artikel blog, saya bisa mengantongi hadiah berupa uang tunai jutaan rupiah bahkan gadget terbaru baik berupa laptop, smartphone maupun tablet. Jika ditotal, jumlah pendapatan saya melalui blog selang lima tahun terakhir ini berada di kisaran angka Rp 50 juta-an. Ya, angka yang menurut saya cukup fantastis. Sebenarnya nominal ini juga belum memperhitungkan pendapatan dari iklan Google AdSense. FYI, Google AdSense merupakan cara memperoleh penghasilan dari blog dengan cara menampilkan iklan Google di blog kita. Angkanya sendiri cukup lumayan, karena berkisar di angka minimal Rp 1,3 juta untuk beberapa iklan yang tayang.
Selain dalam bentuk materi (uang tunai dan hadiah elektronik), menulis blog mengantarkan saya pada beberapa kesempatan untuk bertemu dengan para penyelenggara acara dalam hal ini para pejabat, pimpinan tinggi dan CEO. Saya teringat pada tahun 2016 silam saya berkesempatan bertemu langsung dan bersalaman di atas panggung ketika penyerahan hadiah dengan Bu Susi Pudjiatuti yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Pada kesempatan lainnya pula saya berjumpa langsung dengan para pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.
Saya lantas menyebut diri sebagai seorang “Blogpreneur”, karena saya memperoleh pendapatan dari aktivitas menulis blog (ngeblog). Awalnya ini hanya menjadi semacam moonlighting atau pekerjaan sampingan (side job), karena pada dasarnya saya juga memiliki beberapa kontrak pekerjaan sebagai konsultan/peneliti. Tapi, aktivitas blogging ini ternyata malah memberikan passive income yang lebih dari cukup untuk membiayai dan memenuhi pengeluaran dan kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi saat ini saya telah memiliki anak, tentu tingkat pengeluarannya juga meningkat.
Berdasar pengalaman yang saya miliki dari beberapa kali memenangi kompetisi menulis artikel di blog, penilaian para dewan juri tidak hanya sebatas pada kualitas artikel tulisan yang kita ikutsertakan dalam lomba, melainkan juga kualitas web blog yang kita miliki. Bukan rahasia lagi, web blog yang berbayar tentu akan lebih diperhitungkan dibandingkan blog gratisan. Hal ini dikarenakan “persona” itu tadi seperti yang disampaikan Mena Trott, bahwa blog yang kita tampilkan perlu menunjukkan keseriusan dan profesionalitas.
Baiklah, sebagai contoh berikut tampilan ikhtisar traffic blog saya sejak 2016. Terlihat tren yang cukup signifikan dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Blog saya sudah dilihat sekitar 300 ribuan kali dengan total 800-an komentar.
Guna meningkatkan performa blog yang kita miliki, kita dapat melakukan pengecekan kata kunci penelusuran apa yang paling sering dicari oleh pembaca. Semisal, kata kunci penelusuran “report e-retribusi” ternyata yang paling sering dicari. Hal ini tidak mengherankan karena memang isu digitalisasi khususnya layanan keuangan di sektor pemerintah saat ini sedang marak dan hangat diperbincangkan.
Selanjutnya, kita juga dapat melakukan pengecekan secara demografi letak lokasi pembaca blog kita. Ternyata pembaca blog saya yang berasal dari Indonesia hanya 11 persen dan pembaca dari Amerika Serikat memiliki angka tertinggi yaitu 36 persen. Hmm, sepertinya blog ini lumayan go international, haha.
Sebenarnya kata kunci dari aktivitas menulis di blog adalah DUIT alias Doa, Usaha, Ikhtiar dan Tawakal. Dibutuhkan komitmen dan konsistensi dalam menulis. Terkadang memang ide-ide tulisan datang secara tidak terduga dan bisa darimana saja bahkan dari siapa saja. Kita hanya butuh waktu dan sedikit tenaga untuk mau menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Selain itu, tentu dibutuhkan kelengkapan secara teknis guna mendukung performa dan tentu saja “persona” dari blog yang kita miliki. Oleh karenanya Exabytes Indonesia hadir dengan tagline “Grow Your Business Online”. Exabytes Indonesia memiliki komitmen untuk menumbuhkan usaha bisnis online yang dimiliki melalui platform digital/daring.
Layanan yang ditawarkan diantaranya Membuat Domain; Hosting SSD; Servers; Membuat Website dan Marketing; serta Email dan Office. Untuk pendaftaran domain sendiri misalnya domain dot com dibanderol dengan harga Rp 119 ribu per tahun. Wow! Angka ini benar-benar super murah, karena untuk domain dot com yang saya gunakan sekarang harganya sekitar Rp 200-an ribu per tahun. Hmm, sepertinya saya terpikir untuk addon domain dengan melakukan transfer domain saja, hehe. Setelah saya cek untuk proses transfer domain dot com sendiri minimal 1 tahun dengan biaya transfer di angka Rp 149 ribu. Saya rasa harga ini cukup sebanding dengan apa yang akan kita peroleh dari pendapatan/penghasilan blog kita.
Memiliki domain dari web blog yang berbayar akan memudahkan kita melakukan monetisasi/komersialisasi blog, tidak hanya dari kompetisi artikel melainkan juga iklan. So, it worthy! Jadi, tunggu apalagi ayo mulai usaha online kalian saat ini dengan menjadi Blogpreneur. Jangan hanya jadi pembaca setia, mulai menulis sekarang juga. Dan tentunya beli domain dan/atau hosting-nya di Exabytes Indonesia, ya. Pst, sekarang ini sedang berlangsung promo yang sayang untuk dilewatkan di Exabytes Indonesia yaitu “Beli Hosting Gratis Domain”. Jadi, buruan!
Cat: tulisan diikutsertakan dalam Exabytes Indonesia Blog Competition Season 2