dok: pribadi |
Implikasi revolusi digital di sektor jasa keuangan menyebabkan berbagai perubahan fundamental di bidang keuangan yang terefleksikan dalam berbagai aktivitas keuangan diantaranya investasi. IMD World Competitiveness Centre, The Economis Intelligence Unit baru-baru ini merilis angka persentase nilai investasi terhadap PDB beberapa negara di Asia dalam kurun waktu 2017 – 2019. Disebutkan bahwa Indonesia memiliki persentase nilai investasi terhadap PDB terbesar dibandingkan Negara Asia lainnya semisal Vietnam, Thailand, Filipina, Malaysia dan India.
dok: https://databoks.katadata.co.id/ |
Hal senada diungkapkan oleh Prof. Wimboh Santoso dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Tidak Tetap pada Agustus 2019 silam. Beliau menyebutkan bahwa telah terjadi transformasi digital di pasar modal. Fenomena tersebut terlihat dari banyaknya perusahaan sekuritas maupun manajer investasi yang telah melakukan investasi di bidang teknologi informasi. Jual beli saham sudah jamak dilakukan melalui platform online trading. Demikian juga investasi dalam bentuk Reksa Dana dan semacamnya juga banyak dilakukan melalui internet. Bahkan ke depan, seiring berkembangnya artificial intelligence, jasa advisory berpotensi dilakukan tidak lagi oleh para analis.
Berkenaan dengan hal tersebut, Pak Arif Satria selaku Rektor IPB menyatakan bahwasanya tantangan milenial dan Revolusi Industri 4.0 saat ini bagi Gen Y (Milenial) diantaranya ialah digitalisasi khususnya teknologi finansial (Fintech). Arus perubahan ini harus diperlakukan sebagai peluang namun tidak melupakan antisipasi ancaman dampak negatif yang dapat terjadi kaitannya dengan disrupsi.
dok: Arif Satria, IPB |
Pasalnya, transaksi Fintech Indonesia dalam kurun waktu 2015 – 2021 terus mengalami tren yang meningkat hingga diprediksi akan mencapai US$ 37,1 miliar pada 2021 mendatang.
dok: https://databoks.katadata.co.id/ |
Sejalan dengan peluang sekaligus tantangan tersebut, DailySocial.id juga melansir beberapa kategori Startup Indonesia. Tak ayal, Fintech menjadi pilihan yang paling diminati oleh para investor. Selain tentunya E-Commerce, Media, Perangkat lunak untuk jasa layanan, dan isu digital lainnya.
dok: https://databoks.katadata.co.id/ |
Kaitannya dengan sasaran segmen Milenial, Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja merilis bahwa jumlah Single Investor Identification (SID) selang periode 2015 – September 2019 untuk kategori Milenial rentang usia 26 – 30 tahun terus mengalami peningkatan, sama halnya dengan rentang usia 18 – 25 tahun. Segmen milenial ini lantas menjadi sasaran investasi yang sangat potensial.
dok: https://databoks.katadata.co.id/ |
Di satu sisi, Pemerintah juga melanjutkan reformasi struktural untuk mendukung peningkatan kapasitas perekonomian. Reformasi struktural ditempuh melalui strategi peningkatan iklim kemudahan usaha dan investasi untuk meningkatkan daya saing perekonomian. Implementasi hal ini dititikberatkan pada perbaikan regulasi dan birokrasi yang diwujudkan melalui Paket Kebijakan Ekonomi ke-16 pada 2018 silam. Paket ini secara khusus bertujuan untuk menarik modal asing dan investasi ke Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 82/2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif, melalui pilar Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi Keuangan. Salah satu inisiatif yang berupaya dilakukan ialah terkait dengan Reksa Dana.
Kompas edisi 19 September tepatnya di rubrik investasi, pernah memuat artikel Mba Prita Hapsari Ghozie yang berjudul “Mengenal Investasi Reksa Dana”. Bagi saya secara pribadi tulisan beliau sangat mencerahkan. Terutama tentang cara berinvestasi di Reksa Dana dengan cara membeli berbagai pilihan produk Reksa Dana yang tersedia di pasaran.
Pembelian Reksa Dana antara lain dengan cara menyetorkan sejumlah dana, mulai dari puluhan ribu pada harga nilai aktiva bersih yang ditetapkan per hari tersebut.
dok: https://ajaib.co.id/ |
Lebih lanjut dijelaskan bahwa produk Reksa Dana diterbitkan dan dikelola oleh perusahaan manajer investasi yang telah memperoleh izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bahkan seiring dengan perkembangan industri, saat ini calon investor diberikan kemudahan membeli produk Reksa Dana melalui beberapa jalur distribusi.
Adapun program Reksa Dana Mikro diperkenalkan oleh OJK pada tahun 2014. Reksa Dana Mikro merupakan produk yang nilai investasinya cukup kecil yaitu sebesar Rp 100 ribu. Melalui Reksa Dana ini diharapkan investasi di pasar modal dalam bentuk Reksa Dana dapat dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Nilai investasi yang didapatkan masyarakat dengan berinvestasi di Reksa Dana rata-rata adalah sebesar 12,6 persen per tahun. Investasi ini dapat dilakukan dengan membeli produk Reksa Dana di bank umum sebagai agen penjual efek Reksa Dana dan/atau langsung pada manajer investasi.
Dengan berinvestasi di Reksa Dana yang dikelola oleh manajer investasi yang profesional, maka investor tidak perlu menyediakan waktu khusus untuk mengurus investasinya. Investor hanya cukup memantau nilai NAB melalui laporan bulanan, media cetak dan elektronik. Investor juga mempunyai kemudahan untuk menjual Reksa Dana yang dimilikinya sewaktu-waktu. Sebagaimana alur investasi Reksa Dana berikut ini:
dok: OJK |
Berdasarkan data, imbal hasil Reksa Dana dibandingkan dengan IHSG dan Obligasi pada kurun waktu Januari – Maret 2017 didominasi oleh Reksa Dana Pendapatan Tetap. Reksa Dana jenis ini imbal hasilnya lebih unggul dibandingkan Reksa Dana Campuran, Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pasar Uang.
dok: https://databoks.katadata.co.id/ |
Di zaman digital, kemudahan pembelian sudah menjadi opsi wajib. Investor juga membutuhkan sistem informasi yang dapat diakses secara online sehingga dapat dengan mudah memantau perkembangan investasi Reksa Dana.
Untung saja saat ini semakin terbuka lebar kesempatan untuk berinvestasi secara mudah dan murah. Semisal, melalui platform Ajaib, yang memberikan cara mudah untuk berinvestasi.
Situs Alexa melansir bahwa Ajaib menempati ranking yang baik dari segi traffic maupun engagement-nya. Selain itu, dari segi audience geography, pengunjung laman situs Ajaib didominasi oleh pengunjung dari Indonesia. Kaitannya dengan inklusivitas, Ajaib disinyalir mampu menjembatani akses dan literasi berupa edukasi sebagai aplikasi investasi online yang memudahkan pengguna/investor pemula, seperti saya.
dok: https://www.alexa.com/siteinfo/ajaib.co.id |
dok: https://www.alexa.com/siteinfo/ajaib.co.id |
Berdasar hasil penelusuran portal transaksi online Pusat Informasi Industri Pengelolaan Investasi OJK, disebutkan bahwa Ajaib dengan PT Takjub Teknologi Indonesia sebagai perusahaan pemilik, telah terdaftar dan diawasi oleh OJK dengan nomor KEP-17/PM.21/2018. Selain itu, Ajaib juga terdaftar dan diawasi oleh KOMINFO melalui nomor 01033/DJAI.PSE/07/2018.
dok: https://www.ojk.go.id/ |
dok: https://ajaib.co.id/ |
Pemberitaan tentang sepak terjang Ajaib juga ditemukan dalam media. Misalnya, liputan CNBC Indonesia yang menyatakan bahwa Ajaib telah berhasil menggaet ribuan investor dalam kurun waktu 3 bulan melalui pendanaan Softbank. Kontan juga melansir bahwa Ajaib telah menghadirkan investasi Reksa Dana bonus asuransi bebas premi. Hal ini tentu menjadi salah satu terobosan inovasi dari platform Ajaib sendiri.
dok: cnbcindonesia.com |
dok: keuangan.kontan.co.id |
Saya pun telah mendaftar sebagai salah satu Investor Ajaib. Menariknya, saya bisa langsung memperoleh penawaran Reksa Dana gratis sebesar Rp 1 juta melalui kode referral yang dibagi kepada teman-teman.
dok: pribadi |
Kedepan, guna memenuhi kebutuhan dan mengakomodir kemudahan dalam bertransaksi dan berinvestasi, para milenial harus dibekali cara memilih Reksa Dana yang tepat.
Maka, panduan yang dapat diikuti bagi setiap investor pemula saat berminat untuk menjadi seorang investor Reksa Dana antara lain: Kenali terlebih dahulu tujuan dalam berinvestasi; Strategi berinvestasi; Pengelola Reksa Dana alias manajer investasi; Gunakan parameter kemudahan akses dan administrasi atas pembelian produk Reksa Dana sebagai salah satu panduan memilih. Live a beautiful life!
cat: tulisan diikutsertakan dalam Ajaib Blog Competition
dok: https://ajaib.co.id/ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar