Tayangan Economic Challenges di Metro TV pada 23 Februari 2016 mengangkat tema “Transformasi Bisnis Lintas Generasi”. Menarik sekali mengamati perilaku bisnis keluarga yang terus berinovasi dalam kaitannya dengan transformasi bisnis. Adapun Forbes melansir bahwa orang terkaya di Indonesia (ternyata) berasal dari bisnis keluarga! Bahkan Center for Family Business Studies (CFBS) menyebutkan bahwa sekitar 96 persen atau sebesar 159.000 dari 165.000 perusahaan di Indonesia merupakan perusahaan keluarga.
Berdasarkan data kontribusi bisnis keluarga, terungkap bahwa ada sekitar 40.000 orang terkaya Indonesia atau sebesar 0,2 persen jumlah populasi, memberi kontribusi terhadap PDB sebesar 25 persen dan jumlah kekayaannya sebesar 134 Triliun US$ (Survey Bisnis Keluarga, 2014). Data juga menyebutkan bahwa terkait persentase rencana pewarisan usaha yaitu persentase yang memiliki rencana pewarisan usaha untuk setidaknya sebagian posisi senior. Indonesia memiliki persentase terbesar yaitu 70 persen dibandingkan Negara lainnya yang memiliki persentase sebesar 53 persen.
Adapun tingkat kegagalan lintas generasi penerus bisnis keluarga terbesar didominasi oleh generasi ketiga ke generasi keempat sebesar 94 persen. Sedangkan persentase tingkat kegagalan lintas generasi penerus bisnis keluarga untuk kategori pencipta ke penerus sebesar 70 persen dan generasi kedua ke generasi ketiga sebesar 85 persen (Mass Mutual Survey, 2003). Hal ini tentu menjadi perhatian kaitannya dengan kegagalan penerus dalam bisnis keluarga dari generasi yang satu ke generasi berikutnya untuk menjaga komitmen dan konsistensi keberhasilan. Disinyalir penyebab kegagalan generasi penerus sebagaimana data yang diungkapkan oleh Mass Mutual Survey (2003) diantaranya yaitu dikarenakan pengeluaran perusahaan yang buruk, investasi yang buruk, manajemen yang salah, kurangnya perhatian, ketidakmampuan, masalah keluarga dan tuntutan hukum serta masalah krusial lainnya. Hal ini penting untuk diperhatikan!
Tapi, sedikit berbeda untuk kasus yang satu ini dikarenakan fakta dan realita di lapang berbanding terbalik dengan data yang ada. Bukti yang ada menunjukkan bahwa Dinasti Keluarga Lunpia Semarang kokoh bertahan sampai sekarang hingga Generasi kelima! Patut kita ketahui besama bahwa Lunpia Semarang yang diolah dari bahan baku rebung bambu pilihan pertama kali diolah pada tahun 1870 dan sesuai kesejarahannya dikreasi oleh sang pelopor engkong buyut leluhur Cik Me Me yaitu pasangan suami istri Tjoa Thay Joe dan Mbok Wasi yang kesehariannya sebagai pedagang jajan pasar bertempat tinggal di jalan brondongan 76 Semarang.
Sumber: lunpiadelight.co.id
Lalu, siapa Cik Me Me?
Sumber: lunpiadelight.co.id
Cik Meme Sebagai Ikon Generasi Penerus Lunpia Semarang
Cik Meme (panggilan akrab Meilani Sugiarto), merupakan generasi kelima penerus kuliner lunpia Semarang. Cik Me Me adalah lulusan Sarjana Ekonomi Akuntansi yang merupakan putri bungsu Master Chef Tan Yok Tjay, sang maestro lunpia yang merupakan satu-satunya pakar lunpia dari garis keturunan asli dinasti ke IV Lunpia Semarang yang juga merupakan generasi ke II Lunpia Mataram.
Sumber: lunpiadelight.co.id
Cik Me Me dinilai memiliki andil besar dalam melestarikan dan memberdayakan lunpia yang menjadi makanan khas Kota Semarang sehingga telah ditetapkan sebagai WARISAN BUDAYA TAK BENDA INDONESIA oleh Pemerintah berkat aksi heroiknya mempertahankan warisan budaya leluhur di Kantor Kedubes Malaysia Jakarta pada Februari 2015 silam.
Sumber: lunpiadelight.co.id
Keuletan dan kegigihan Cik Me Me dalam memberdayakan lunpia semarang juga telah diakui oleh semua kalangan. Pengalamannya bergelut dengan dunia lunpia semenjak usia remaja membuat dirinya memiliki talenta luar biasa sehingga benar-benar mampu menguasai ilmu dan seni mengolah lunpia diawali sejak memilih kualitas rebung terbaik sebagai bahan baku utama kemudian meramu dan menyajikannya. Tak pelak, berkat kepiawaiannya tersebut, maka pada 2015 owner Lunpia Delight Semarang ini dianugerahi penghargaan Kartini Award dari Forum Komunikasi Wartawan Indonesia (FKWI).
Sumber: lunpiadelight.co.id
Lunpia Delight sebagai Pintu Gerbang Kuliner Kota Semarang
Ingat Semarang, pasti ingat Lunpia. Cik Me Me mengemas Lunpia Semarang dalam konsep modern tanpa harus bergeser dari identitas aslinya yaitu berbahan baku utama rebung pilihan. Melalui Lunpia Delight, Cik Me Me menjadi arsitek dalam merancang Lunpia Delight Semarang menjelma menjadi Lunpia Semarang yang modern dan tetap menjunjung kearifan budaya lokal kuliner. Pelopor sertifikasi halal MUI ini telah berkolaborasi dengan sang ayah untuk menciptakan fenomena baru dari sensasi cita rasa kuliner Lunpia Semarang. Kombinasi kerjasama yang apik ini lantas menyajikan perpaduan empat generasi dari resep warisan leluhurnya terhitung sejak tahun 1870 yang kemudian dikreasikan dengan meracik semua varian dari menu Lunpia Delight dengan segala sensasi citra rasanya yang begitu nikmat dan lezat tiada tara!
Alhasil, pada 27 Februari 2016 berlokasi di Semarang, Lunpia Delight Semarang menerima penghargaan tercatat dalam Rekor Lembaga Prestasi Indonesia dan Dunia (LEPRID) dalam kategori nama prestasi “Pencipta Varian Menu Lunpia Terbanyak, 6 Varian”. Peraih prestasi oleh Cik Me Me selaku owner Lunpia Delight dan tentunya Lunpia Delight sendiri.
Sumber: lunpiadelight.co.id
Bahkan, pada 11 mei 2016 kemarin kembali menerima penghargaan dari LEPRID untuk rekor nasional Menghias Lunpia dengan Peserta Terbanyak (500 orang).
Sumber: Instagram lunpiadelight
Selain itu Lunpia Delight telah mengantongi fatwa Halal Sertifikasi MUI No. 15100013431214. Adapun menu spesial dengan aneka sensasi cita rasa Lunpia Delight diantaranya Lunpia Raja Nusantara (Rasa Jamur Nusantara), Lunpia KaJaMu (Kambing Jantan Muda), Lunpia Fish Kakap, Lunpia Crab, Lunpia Original dan Lunpia Plain.
Sumber: lunpiadelight.co.id
Sebagai bahan masukan melihat tantangan lima tahun kedepan maka perlunya Lunpia Delight tetap memperhatikan: Banyaknya pesaing usaha; Perlunya untuk terus berinovasi; Menarik keterampilan/tenaga kerja yang tepat; dan Persaingan harga.
Sumber: Survey Bisnis Keluarga (2014)
Maju terus Cik Me Me, maju terus kuliner Indonesia!
Referensi:
- Economic Challenges. “Transformasi Bisnis Lintas Generasi”. Metro TV News.
- Survey Bisnis Keluarga 2014. Pwc
- www.lunpiadelight.co.id
Cat: Tulisan ini diikutsertakan pada Lunpia Delight Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Lunpia Delight
Sumber: lunpiadelight.co.id